KOPERASI
KREDIT (CREDIT UNION) adalah
koperasi yang mempunyai usaha tunggal, yakni simpan-pinjam sebagai usaha atau
bisnis utamanya. Koperasi kredit ini biasanya muncul atas prakarsa dan mufakat
sekelompok orang yang merasa mempunyai kesamaan kebutuhan dan kepentingan untuk
menggerakkan suatu modal bersama, terutama yang berasal dari simpanan untuk
dipinjamkan diantara sesama mereka, dengan tingkat bunga yang memadai sesuai
dengan kesepakatan bersama.
Mendengar
kata CU (Credit Union) sudah tidak asing di telinga kita. Sekarang
ini, CU sudah menjadi sangat familiar. Namun sesungguhnya tidak semua
orang tau bagaimana sejarah kelahirannya? Dan bagaimana perkembangannya
kemudian. Serta sejak kapan CU menyebar ke Indonesia dan Kalimantan?
Credit
Union (CU), diambil dari bahasa Latin “Credere” yang artinya percaya dan
“Union” atau “Unus” berarti kumpulan. Sehingga “Credit Union” memiliki makna
kumpulan orang yang saling percaya, dalam suatu ikatan pemersatu yang sepakat
untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama untuk
dipinjamkan kepada anggota dengan tujuan produktif dan kesejahteraan.
Sedangkan Induk Organisasi CU dunia World Council of Credit Unions
(WOCCU) merumuskannya sebagai berikut: “…member-owned
not-for-profit financial cooperatives that provide savings, credit and other
financial services to their members. Credit Union membership is based on a
common bond, a linkage shared by savers and borrowers who belong to a specific
community, organization, religion or place of employment. Credit Unions pool
their member’s savings deposits and shares to finance their own loan portfolios
rather than they rely on outside capital. Members benefit from higher returns
on savings, lower rates on loans and fewer fees on average.”
(…koperasi jasa keuangan bertujuan tidak mencari
keuntungan, kepemilikannnya dimiliki anggota, menyelenggarakan tabungan,
pinjaman dan pelayanan keuangan lainnya kepada para anggotanya. Keanggotaan
Credit Union berdasarkan pada ikatan kebersamaan, merupakan sebuah pertalian
hubungan antara penabung dan peminjam yang sama-sama menjadi anggota komunitas
organisasi, lembaga keagamaan atau kesatuan tempat kerja tertentu.
Credit Union mengumpulkan simpanan tabungan dan saham
para Anggotanya untuk mendanai pinjamannya daripada menggantungkan diri pada
sumber keuangan dari luar. Anggota mendapat keuntungan sebagai pemilik Credit
Union dari balas jasa simpanan yang tinggi, balas jasa pinjaman yang lebih
rendah dan dengan rerata biaya yang lebih sedikit)
Lahirnya
Credit Union
Sesungguhnya
gerakan yang mirip dengan CU pertama kali dimulai oleh para pekerja dan penenun
Rochdale di England yang membentuk koperasi konsumtif secara demokratis pada
tahun 1840. Kemudian pada tahun 1852 dan 1864, koperasi ini dikembangkan oleh
Hermann Schulze-Delitzsch dan Friedrich Raiffeisen menjadi gerakan Credit Union
di Jerman.
Adapun
perihal kenapa CU didirikan, yakni dilatar belakangi kala itu pada tahun
1846-1847 Jerman dilanda krisis ekonomi akibat gagal panen. Kondisi masyarakat
Jerman benar-benar terpuruk pada saat itu. Terjadi musibah kelaparan dan musim
dingin yang hebat. Penyakit banyak menyerang mereka. Kehidupan menjadi sangat
kacau. Para petani yang menggantungkan pada kemurahan alam dibuat tidak berdaya
sama sekali.
Salah
seorang pejabat local setempat yang bernama Henry Wolff, menggambarkan kondisi
para petani saat itu sebagai “Dunia Tak Berpengharapan”. Miskin tak berdaya dan
pertanian berantakan. Masyarakat tidak memiliki uang untuk membeli mesin
pertanian, pupuk, bibit atau membangun peternakan untuk meningkatkan
pendapatan. Petani adalah korban yang paling menderita akibat kala itu.
Masyarakat
dari pedesaan pun bermigrasi secara besar-besaran ke kota untuk mencari
penghidupan yang lebih baik. Mereka yang datang ke Kota ini bukanya makin
sejahtera, malahan sebaliknya banyak diantara mereka yang hidup miskin.
Kebanyakan
mereka bekerja sebagai kuli bagi kaum kaya dengan upah seadanya dan jauh dari
kata layak. Namun, ada juga sebagian dari mereka yang mencoba membuka usaha.
Modalnya bersumber dari meminjamkan uang kepada kaum lintah darat
atau rentenir.
Uang
yang dipinjam tersebut bunganya yang sangat tinggi. Disamping itu mereka
meminta jaminan atas lahan pertanian mereka. Apabila mereka gagal membayar pada
saat jatuh tempo maka tanah pertanian dan harta benda lain yang mereka gadai
langsung disita. Bahkan sering terjadi harta benda para petani juga menjadi
incaran para lintah darat . Kehidupan para petani pada waktu itu ibarat “gali
lobang tutup lobang, tutup hutang lama, cari hutang baru.”
Kian
hari kondisi kehidupan masyarakat bukannya lebih baik, malahan semakin
menderita. Terjadi kontras antara yang kaya dan yang miskin. Dimana yang miskin
tetap termarginalkan dan yang kaya semakin kaya.
Kondisi
petani yang demikian menimbulkan keprihatinan dan menggugah hati seorang
Walikota Flammersfield, dialah Friedrich Wilhelm Raiffeisen yang
kala itu menjabat sebagai Walikota pada tahun 1849.
Untuk
mengatasi hal ini sang Walikota mengumpulkan para pengusaha, kaum kaya dan para
dermawan sebanyak 60 orang. Mereka lalu mendirikan Perkumpulan yang dinamakan
Perkumpulan Masyarakat Flamersfeld. “Kaum miskin harus segera ditolong,” begitu
kata Raiffeisen. Seruan sang Walikota pun ditanggapi positif oleh kalangan
pengusaha, kaum kaya dan dermawan.
Singkatnya
dana pun terkumpul, kemudian dijadikan sebagai dana bagi para petani untuk
modal membuka usaha. Dan sang Walikota pun berkeyakinan cara yang dilakukannya
itu akan sangat bisa membantu mengatasi kemiskinan.
Sejumlah
dana pun banyak terkumpul dan kemudian disalurkan kepada para petani yang
miskin. Namun apa yang terjadi, bukannya untuk menolong tetapi malahan
dihambur-hamburkan sehingga tidak terkontrol dengan baik. Dan sejumlah uang
yang diberikan tersebut tidak pernah cukup. Dan para pengusaha, kaum kaya raya
dan dermawan pun enggan lagi memberikan uang.
Meski
demikian Friedrich Wilhelm Raiffeisen tidak patah arang. Strategi baru
pun sudah disiapkannya buat mengatasi keadaan sebelumnya. Ia pun mencetuskan
ide agar mengumpulkan roti, maka Raiffeisen pun kemudian mendirikan Brotveiren, yakni suatu kelompok yang
membagi-bagikan roti kepada kaum miskin.
Tidak
hanya itu, Raiffeisen kemudian mendirikan pabrik roti. Pabrik ini menjual roti
kepada orang yang tidak mampu dengan harga murah. Raiffeisen juga mendirikan
perkumpulan yang bertugas meminjamkan uang dan membeli bibit kentang kepada
petani. Tetapi hal itu ternyata juga tidak menyelesaikan masalah kemiskinan
secara permanen. Kesimpulannya “Hari ini diberi, besok sudah habis” begitu
seterusnya.
Raiffeisen
kemudian pindah ke Heddersdoff dan menjabat lagi menjadi walikota (1852-1865).
Dikota ini dia juga mendirikan perkumpulan yang dinamakan Heddesdorfer Welfare Organization, yakni suatu organisasi yang bergerak dalam
bidang sosial dan pendidikan. Kemudian organisasi ini dikenal luas oleh
masyarakat.
Walaupun
pengorganisasiannya berhasil tetapi kemudian muncul berbagai kendala. Para
penanam modal dari kaum kaya mulai luntur semangatnya, karena keuntungan
organisasi tersebut tidak mereka rasakan. Reiffeisen terus memperbaiki dan
menyempurnakan gagasan terutama mengenai prinsip dan metode pengorganisasian
masyarakat.
Akhirnya
ia mengganti pendekatan dari pendekatan derma dan belas kasihan dengan PRINSIP
MENOLONG DIRI SENDIRI (selfhelp). Raiffeisen selalu menyatakan bahwa ada
hubungan antara kemiskinan dan ketergantungan. Untuk menghapus
kemiskinan, seseorang harus melawan ketergantungannya.
Ia
pun mempopulerkan apa yang dikenal dengan formula Tiga S : Self-Help,
Self-Governance, Self-responsibility (menolong diri, memerintah sendiri,
bertanggungjawab sendiri). Kebebasan atas ketergantungan dari pemberian, dari
politik dan dari tengkulak.
Ternyata
pendekatan ini sukses. Tahun 1864 Friedrich
Wilhelm Raiffeisen mendirikan sebuah organisasi baru berama “Heddesdorfer Credit Union” dimana
kebanyakan anggotanya adalah para petani.
Untuk
menjadi anggota, seseorang harus berwatak baik, rajin, dan jujur. Untuk mengetahuinya,
para tetangga harus memberikan rekomendasi. Kegiatannya mirip arisan, mengumpulkan sejumlah uang
lalu meminjamkannya kepada anggota yang memerlukan. Manajemen Heddesdorfer Credit Union dijalankan
secara demokratis dengan cara:
- Setiap anggota berpartisipasi dalam rapat anggota.
- Satu anggota satu suara.
- Para anggota memilih pengurus dan membuat pola kebijakan bersama.
- Dipilih suatu badan yang disebut dengan pengawas.
- Pengawas bertugas mengawasi kegiatan Credit Union dan membuat laporan pengawasan kepada rapat anggota
- Raiffeisen menekankan kerja sukarela kepada Pengurus dan Pengawas
- Yang boleh menerima imbalan hanyalah kasir purnawaktu yang menjalankan operasional
Organisasi
ini berkembang baik dan berjalan sesuai dengan keinginan sang walikota. Melalui
organisasi anggota yang terlibat memiliki kemampuan untuk bangkit dari
kemiskinan ini secara bertahap kemiskinan mulai berkurang.
Berdasarkan
pengalaman di atas, Friedrich Wilhelm
Raiffeisen sang walikota akhirnya memiliki kesimpulan:
- Sumbangan tidak menolong kaum miskin, tetapi sebaliknya merendahkan martabat manusia yang menerimanya.
- Kesulitan si miskin hanya dapat diatasi oleh si miskin itu sendiri.
- Kemiskinan disebabkan oleh cara berpikir yang keliru
- Si miskin harus mengumpulkan uang secara bersama-sama dan kemudian meminjamkan kepada sesama mereka.
- Pinjaman harus digunakan untuk tujuan produktif yang memberikan penghasilan. Jaminan peminjam adalah watak peminjam.
Singkatnya
Heddesdorfer Credit Union yang
dibangun Raiffeisen, petani dan kaum buruh berkembang pesat di Jerman. Sejak saat itu perlahan-lahan taraf ekonomi
kaum buruh para petani miskin menjadi berubah dan baik.
Sampai
wafatnya Raiffeisen tahun 1888, sudah terdapat 425 Credit Union di Jerman.
Keberhasilan Heddesdorfer Credit Union
terjadi karena menjalankan 3 prinsip utama; 1. Kemandirian (Swadaya), 2.
Setiakawan (Solidaritas) dan 3. Penyadaran (Pendidikan) yang akhirnya menjadi
prinsip dasar Credit Union yang berkembang keseluruh dunia.
Sejak
saat itulah perlahan –lahan Credit Union berkembang ke berbagai negara diluar
Jerman seperti Italia, Perancis, Austria, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat.
Perkembangan
CU di luar Negara Jerman
Berdirinya
CU di Italia tidak terlepas dari peran seorang yang bernama Luigi Luzzati (11 Maret 1841
– 29 Maret 1927). Ia kemudian memperkenalkan gerakan co-operation ala Schulze-Delitzsch yang dikembangkan oleh
Raiffeisen tersebut di Italia.
Ada beberapa pembaharuan yang dilakukannya antara
lain; diterapkannya prinsip limited
liability, simpanan kecil (agar yang miskin dapat menjadi anggota dan
menabung), sistem sukarela, pelayanan jemput bola, dapat menerima simpanan dari
non-anggota dengan syarat pinjaman yang lebih ketat.
Karena
pembaharuannya inilah kemudian dia dikenang sebagai pendiri gerakan CU dari
Italia. Tak hanya mengembang CU, Luigi Luzzati juga menulis buku
yang berjudul “Dio nella libertà ”
(God in Freedom). Buku ini amat terkenal pada massa itu karena, membahas
tentang pentingya toleransi beragama.
Kegigihan Luigi Luzzati memperkenalkan CU di Italia
rupanya berbuah manis. Jejaknya tersebut kemudian diikuti oleh seorang yang bernama Leone Wollemborg (4 Maret 1859 –
19 Agustus 1932). Leone Wollemborg merupakan seorang ekonom dan politisi
Italia.
Ia pun kemudian memperkenalkan CU ala Raiffeisen di
perdesaan Loreggia. Dan setelah itu bersama dengan 30 buruh tani serta pemilik
tanah kecil mendirikan bank Cooperation
pertama di Lorreggia
Italia tahun 1883. Adapun tujuan didirikannya bank ini, yakni membantu pemilik
tanah kecil dan pekerja pertanian agar bisa bangkit dari kemiskinan dengan
memberikan pinjaman jangka panjang serta bunga yang rendah.
CU ala Wollemborg ini tidak menerima modal dari pihak
luar kecuali dari anggota. Dividen juga tidak dibayarkan ke anggota. Dan bila
ada keuntungan dialokasikan ke dana cadangan untuk menjaga kerugian akibat
kredit macet. Sedangkan kalau sudah besar, dana cadangan tersebut dapat dipakai
untuk membiayai ongkos operasional.
Untuk mendukung CU tersebut agar lebih berkembang maka
diperlukan sebuah media sebagai ruang pengetahuan dan ide pencerahan bagi
anggotanya. Maka kemudian diterbitkanlah sebuah media bulanan “Rural Cooperation“ (aktivitas bersama pedesaan) dari tahun 1885
sampai 1904.
Selain dari Jerman yang juga diadopsi oleh Italia pada
awal abad ke-20, Credit Union terutama versi Raiffeisen turut diperkenalkan di
Negara Austria, Perancis dan Inggris.
Salah seorang tokoh kenamaan Inggris yang bernama
Henry W. Wolf, merupakan orang yang merintis CU di kawasan Samudera Atlantik,
di Canada. Meskipun tak sepesat perkembangannya seperti di Jerman maupun eropa.
Perkembangan CU di Luar Eropa
1. Canada
Gabriel-Alphonse Desjardins (5 November 1854 - 31
Oktober 1920) merupakan tokoh yang membawa CU ke Kanada. Ia merupakan seorang
wartawan Kanada keturunan Perancis. dirinya mempelajari CU melalui media
Korenspondensi dan konsultasi langsung dengan Henry W. Wolff, Charles Rayneri (direktur banque
populaire di Merton, Perancis) dan Luigi Luzzatti.
Setelah dia memahami benar dan yakin tentang CU yang
telah dipelajarinya, maka pada tanggal 6 Desember 1900 ia pun kemudian
mendirikan CU di sebuah kota kecil, Levis di Quebec, Canada. Istilah yang ia
pakai adalah dengan sebutan “La
Caisse Populaire”.
“Caisse”
merupakan istilah yang sangat khas dipilih oleh Desjardins, yang berarti
“Perkumpulan Kredit”. Desjardins merupakan orang pertama dalam gerakan CU yang
merevisi dan mengganti sebutan “bank” yang digunakan untuk CU di Eropa menjadi
“Caisse”.
Diyakini oleh Desjardins, sesungguhnya CU bukan bank,
melainkan perkumpulan orang-orang yang bersama mengelola secara mandiri tentang
kredit. Karena kegigihan dan perjuangan serta jasanya inilah kemudian dia
dianggap sebagai perintis CU di Canada, pembaharu dan pembuat pondasi dasar CU
sebagai gerakan social kerakyatan untuk dunia.
Desjardins juga membakukan CU sebagai gerakan lengkap
dengan budaya demokrasi tersistem dan memiliki dasar kerja berupa Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
2. Amerika Serikat
Awal berdirinya gerakan CU di negeri Paman Sam
pertama kali di bawa oleh seorang pengusaha yang juga sosial etrepreneur yang dermawan. Dialah Edward Albert Filene (3 September
1860 - 26 September 1937). Edward Albert Filene merupakan keturunan Yahudi yang
kaya dari Boston karena pemilik pusat usaha perkulakan. Dia bekerjasama
dengan Alphonse Desjardins dan Piere mendirikan CU di Amerika Serikat.
Di
kota Massachusetts yang merupakan salah satu negara bagian di Amerika Serikat
pada bulan April 1909, yang pertama kali memberlakukan Undang-undang CU. Semua
ini berkat jasa seorang yang bernama Pierre Jay (4 Mei 1870 - November
24, 1949). Piere Jay merupakan Komisaris Massachusetts State Bank, juga menjadi
ketua pertama Federal Reserve Bank New York pada tahun 1913. Pada tanggal 17
Januari 1927, CU League of Massachusetts di Amerika Serikat merayakan hari
libur pertama untuk anggota dan pekerja CU.
Setelah
itu seorang yang bernama Edward Filene kemudian mendirikan lagi Credit Union National Extention. Dalam
perkembangannya ia menyewa seorang pengacara Roy F. Bergengren untuk
membantunya dalam menerapkan undang-undang CU agar berlaku di semua negara
bagian dan ditingkat federal.
Pada
tahun 1934, Roy F. Bergengren membentuk gabungan CU di Amerika Serikat dengan
nama Credit Union National Association
(CUNA). Pada tahun 1948,
CUNA menetapkan hari CU nasional yang baru, yakni pada hari Kamis ketiga bulan
Oktober setiap tahunnya.
Para
tokoh pioneer CU di Amerika Serikat meyakini bahwa Benjamin Franklin
(1706-1790), yang dijuluki sebagai “the America’s Apostle of Thrift”
adalah kehidupan dan ajaran - ajaran yang terkandung di dalam semangat dan
tujuan CU.
Tatkala
Presiden Franklin D. Roosevelt memerintah pada tahun 1934, kongres Amerika
Serikat mengesahkan Undang-undang CU Federal yang isinya mengisinkan pendirian
CU di seluruh wilayah Amerika Serikat. Sehingga CU mendapatkan legalitas
perundang-undangan.
Dalam
perkembangannya Credit Union National
Association (CUNA) ini kemudian membentuk sebuah Biro Pengembangan CU
sedunia. Pada tahun 1971 Biro Pengembangan CU ini diresmikan menjadi Dewan CU
sedunia atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan World Council of Credit Unions
(WOCCU). WOCCU berpusat di Madison, Wiscounsin Amerika Serikat.
CU
pun perlahan-lahan menyebar keberbagai kawasan, tidak hanya bertumbuh di
daratan Eropa dan Amerika saja, namun mulai memasuki kawasan Asia dan Afrika.
CU
ULGOR di Spanyol Utara barangkali boleh disebut sebagai salah satu CU tersukses
di dunia. Didirikan oleh pastor Don Jose Maria Arizmendiarreta, SJ,
bersama lima pemuda di Mondragon pada tahun 1954. Latar belakang
didirikannya adalah karena pada saat itu angka pengangguran tinggi dan tingkat
pendidikan masyarakat yang buruk, masyarakat tidak memiliki cita-cita positif
untuk hidup masa depan mereka.
Dalam
perkembangan selanjutnya, tahun 1956 CU ULGOR ini mempekerjakan 24 orang, tahun
1958 149 karyawan. Dan pada awal 1990-an, kompleks ULGOR telah mampu menampung
21.241 pegawai, yang juga sebagai anggotanya.
Sampai
saat ini CU berkembang di lebih 100 negara dengan jumlah lebih dari 52,945.
Sedangkan anggotanya berjumlah total keseluruhan 187,986,967 orang.
Sedangkan Struktur Jaringan CU Dunia yang tertinggi adalah WOCCU (World Council of Credit union) dan masing-masing benua terdapat
organisasi masing-masing yang mengkoordinirnya.
Struktur Jaringan Credit Union
Keterangan
:
- WOCCU : World Council of Credit union
- ACCOSCA : The Afrika Cooperative and Credit Association
- AFCUL : The Australian Federation of Credit Union Limited
- CUNA : The Credit Union National Association (USA)
- ACCU : The Asian Confederation of Credit Union (Bangkok)
- CCS : The Canadian Cooperative Credit Society
- CCCU : The Caribbean Confederation of Credit Union
- COLAC : The Confederation Latino Americana deCooperative de Alhoro
- INKOPDIT : Induk Koperasi Kredit
- Puskopdit :Pusat Koperasi Kredit (Credit Union Sekunder)
- CU : Credit Union (Primer)
- Anggota : Masyarakat anggota Credit Union.
1.
Bangladesh, CCULB-The Cooperative Credit Union League of Bangladesh ltd
2.
Hongkong, CULHK-Credit Union League of Hong Kong
3. Indonesia , CUCO- Credit Union Counselling Office (namun dalam perjalanan waktu
berganti nama menjadi BK3I-Badan
Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia lalu berganti lagi dengan nama
INKOPDIT-Induk Koperasi Kredit)
dengan alamat website masih menggunakan CUCO.
4.
Jepang , JCU - Japan Credit Unions
5.
Korea, NACUFOK - National Credit Union Federation of Korea
6.
Malaysia, WCCS - Workers Credit Co-operative Society Ltd. Malaysia
7.
Nepal, NEFSCUN - Nepal Federation of Savings and Credit Cooperatives Union
8.
Papua
New Guinea , FESALOS - Federation of Savings & Loan Societies
PNG
9.
Philippines,
a.
NATCCO
- National Confederation of
Cooperatives
b.
PFCCO
- Philippine Federation of Credit
Cooperatives
10. Republic of China Taiwan, CULROC - Credit Union League of the Republic of China Taiwan
11. Sri Lanka , SANASA - Federation
of Thrift & Credit Cooperative Societies Sri Lanka
12. Thailand ,
a.
CULT - Credit Union League of Thailand
b.
FSCT - Federation of Savings and Credit
Cooperatives of Thailand
13. Vietnam, CCF - Central
People’s Credit Fund - Vietnam
Sebutan
Credit Union di berbagai tempat:
- Di negara-negara Afrika, Credit Union dikenal dengan “Savings And Credit Cooperative Organizations” (SACCOs), yang menekankan pentingnya menabung sebelum meminjam.
- Di negara-negara berbahasa Spanyol, Credit Union disebut dengan Cooperativas De Ahorro y Crédito,
- Di Meksiko, negara yang juga berbahasa Spanyol, Credit Union lebih dikenal dengan nama Caja Popular.
- Sementara itu, dalam bahasa Prancis, Credit Union dikenal dengan Caisse Populaire dan Banque Populaire.
- Di Afganistan, Credit Union disebut Islamic Investment and Finance Cooperatives (IIFCs) yang sejalan dengan praktik perbankan Islam (syariah).
Kelahiran
Credit Union di Indonesia
Menyebut
CU di Indonesia tidak terlepas dari sosok seorang yang bernama lengkap Carolus
Albrecht, SJ, atau yang lebih dikenal dengan nama Karim Arbie ;Seorang pastor
kelahiran Altusried, Augsburg, Jerman Selatan, pada 19 April 1929. Beliau
ditugaskan ke Indonesia pada Desember 1958, bermula di Girisonta, Jawa Tengah
lalu kemudian ke Jakarta dan Semarang.
Gereja
Katolik menyadari dan memandang pentingnya pemberdayaan ekonomi kerakyatan oleh
karena itu pastor Albrecht, SJ, dan pastor Frans Lubbers, OSC,ditugaskan
mengembangkan CU se-Indonesia bersama Delegasi Sosial (Delsos). Beragam
cara dilakukan guna mensosialisasikan gerakan CU ini.
Berkat
perjuangan dan kerja keras Karim Arbie dan kawan-kawan, CU berkembang ke
berbagai wilayah di Indonesia. Pada tahun 1990 disaat usia beliau menginjaki 61
tahun ditugaskan ke Timor-Timur. Situasi konflik sedang melanda eks provinsi
ke-27 Indonesia ini. Beliau ditembakki orang tak dikenal di Dilli, Timor Leste.
Gugurlah pahlawan CU Indonesia ini dengan meninggalkan mutiara berharga
bagi kemajuan gerakan CU sampai kini.
Namun
seperti apa saja sesungguhnya sejarah gerakan CU di Indonesia? Sudah masuk
sejak kapankah? Gerakan CU di Indonesia bermula dari massa pemerintahan Presiden
Soekarno. Namun belumlah dipraktekkan dan penerapan dengan sepenuhnya karena
situasi perekonomian yang morat-marit. Hingga akhirnya massa orde baru pun
tiba.
Tak
jauh berbeda, situasi perekonomian pun belumlah stabil, maka kemudian ada
kerinduan untuk menggerakkan perekonomian rakyat dengan bentuk koperasi. Dan
salah satunya Credit Union yang menjadi pilihan itu. Adapun pun tahap
perkembangan tersebut akan dibagi dua, yakni di massa Orde Lama dan massa Orde
Baru.
1.
Credit Union di Massa Orde Lama
Gerakan
Credit Union atau Koperasi Simpan pinjam sebenarnya sudah masuk ke Indoneia
pada tahun 1950, dibawa beberapa sukarelawan yang sudah mendirikan usaha-usaha
simpan pinjam menurut prinsip Raiffeisien. Pemerintah Indonesia juga sudah pula
menjalankan koperasi kredit dengan memakai sistem yang sama sejak tahun 1955
sampai dengan tahun 1959.
Pada
permulaan tahun 1960-an terjadi musibah dimana terjadi gejolak inflasi melanda
negara Indonesia yang sangat hebat. Banyak usaha yang bergerak dibidang simpan
pinjam menjadi tak berdaya, sebabnya karena tidak bisa menentang inflasi yang
kian melaju.
Koperasi-koperasi
tersebut akhirnya banyak yang berputar haluan menjadi koperasi Konsumsi. Uang
merupakan media yang dijadikan spekulasinya. Maka kemudian koperasi ala Raiffeisen
ini tidak terdengar lagi gaungnya. Dan yang banyak bermunculan justru Koperasi
Serba Usaha (KSU).
2.
Credit Union di Massa Orde Baru
Seiring
perjalanan waktu tampuk kepemimpinan kepala negara pun berubah. Pemerintahan
Soekarno pun lengser, Indonesia memasuki perode baru yang dinamakan massa Orde
Baru. Ada satu hal yang berbuah positif, yakni kondisi perekonomian
perlahan-lahan membaik dan stabil. Hal ini mulai terlihat dan dirasakan pada
tahun 1967.
Kala
itu penggerak ekonomi masyarakat mulai memikirkan konsep perekonomian yang
cocok bagi kalangan masyarakan ekonomi menengah kebawah. Dan koperasi kredit
dianggap yang paling cocok diterapkan di Indonesia.
Gaung
pun bersambut, maka kemudian di undanglah pihak WOCCU atau Dewan Dunia Koperasi
Kredit ke Indonesia. Undangan tersebut sangat ditanggapi positif oleh pihak
WOCCU. Tak tanggung-tanggung mereka mengirimkan salah satu tenaga ahlinya,
yaitu Mr. A.A Baily.
Setelah
diadakan pertemuan itu, didiskusikanlah kemungkinan dikembangkannya gagasan CU
di Indonesia sebagai sarana sekaligus wahana pengentasan masyarakat marginal.
Sebagi tindak lanjut, beberapa orang mengadakan study circle secara perodik di
Jakarta.
Dan
akhirnya bersepakat membentuk wadah bernama Credit Union Counselling Office
(CUCO) pada awal Januari 1970 dipimpim oleh K. Albrecth Karim Arbie, SJ, untuk
memimpin kegiatan operasionalnya. Pada tahun 1971 Drs. Robby Tulus diangkat
sebagai Managing Director.
CUCO
ini antara lain berfungsi memberikan konsultasi, menyediakan bahan dan program
pelatihan, menyelenggarakan kursus-kursus, menyebarkan informasi serta merintis
Badan Koordinasi Koperasi Kredit.
Untuk
mendapatkan legalitas dari pemerintah, CUCO, Direktur Jendral
Koperasi, Departemen Tenaga Kerja , transmigrasi dan koperasi yang pada
masa itu dijabat oleh Ir. Ibnoe Soedjono. Tanggapan positif pun datang dari
Direktur Jenderal Koperasi dengan memberikan massa Inkubasi selama 5 tahun
kepada CUCO untuk mengembangkan gagasan gerakan Kredit Union di Indonesia.
Massa
Inkubasi pun berakhir dengan diadakannya Konferensi Nasional Koperasi Kredit
(KNKK) di Bandungan, Ambarawa, Jawa Tengah pada bulan Agustus 1976. Konferensi
ini juga dihadiri oleh Ir. Ibnoe Soedjono sebagai Direktur Jenderal Koperasi.
Sejak itulah secara Nasional nama Koperasi Kredit di ganti dengan Credit Union.
Selaku
kapasitasnya sebagai Direktur Jenderal Koperasi, dan kemudian diberikan restu
kepada CUCO untuk melanjutkan kegiatan mengembangkan Credit Union di Indonesia
dengan menyesuaikan diri kepada ketentuan – ketentuan dalam UU No.
12/1967 tentang pokok – pokok Perkoperasian di Indonesia.
Tahun
1981 diselenggarakan Konferensi Nasional Koperasi Kredit Indonesia, dimana
dibentuk organisasi baru bernama Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia
(BK3I) dengan kepengurusan yang dipilih secara demokratis, terpilih
sebagai ketua Drs. Robby Tulus. Terjadi pergantian nama dan sifat organisasi.
Biro
Konsultasi Koperasi Kredit (BK3) atau Credit Union Counselling Office (CUCO)
menjadi Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia (BK3I) atau Credit Union
Coordination of Indonesia (CUCO Indonesia) dan untuk daerah menjadi BK3D (Badan
Koordinasi Koperasi Kredit Daerah).
Peran
CUCO inilah sebagai cikal bakal berkembangnya CU diberbagai daerah di
Indonesia, mereka banyak memberikan pelatihan di berbagai wilayah untuk
mengembangkan gagasan CU.
Saat
ini BK3D berubah nama menjadi BKCU dan BK3I berubah menjadi Inkopdit. CU
pertama kali didirikan di Indonesia, yaitu CU Kemuning yang berada di Bandung,
Jawa Barat. CU ini berdiri pada tanggal 7 Desember 1970, Sepuluh bulan kemudian
tepatnya pada tanggal 20 oktober 197 berdiri juga CU Swapada di Jakarta dan
merupakan CU pertama di Jakarta.
Hingga
kini CU Swapada masih berdiri, namun CU Kemuning tidak tau lagi perkembangan nya.
Hal ini disebabkan tidak ada lagi informasi yang dapat di gali tentang
keberadaan CU ini.
Lahirnya
CU di Kalimantan Barat
Gerakan
Credit Union di Kalimantan Barat dimulai ketika Robby Tulus, A.C. Lunardi,
Suharto Nazir, dan Sukartono dari Badan Koordinasi Koperasi Kredit Indonesia
(BK3I) yang bekerjasama dengan Delegasi Sosial(Delsos) Keuskupan Agung
Pontianak mengadakan kursus dasar bertempat di Nyarumkop dan Sanggau pada 24-28
Agustus 1975.
Kala
itu yang mengetuai Delsos Keuskupan Agung Pontianak adalah Pastor Pius
Camperlle, OFM Cap. Tidak hanya di Keuskupan Agung Pontianak dan Sanggau
kegiatan serupa juga rupanya diadakan juga kursus dasar yang diprakarsai oleh
Delsos seperti di Keuskupan Ketapang dan Sintang.
Kursus
dasar yang diadakan di Nyarumkop dan Sanggau ini diikuti wakil-wakil dari
paroki seperti paroki Pusat Damai, Batang Tarang, Jemongko, Jangkang dan
Sanggau. Hasil dari kursus dasar tersebut didirikanlah Credit Union Lantang
Tipo di Bodok dan Credit Union di Jemongko, Kembayan dan Batang Tarang. Tidak
hanya di tempat tersebut Credit Union juga berdiri disejumlah paroki seperti di
Sanggau, Pahauman, Menjalin, Sambas, Nyarumkop serta Singkawang.
Sudah
hampir 10 tahun berdiri tetapi dari 10 Credit Union yang sudah berdiri itu,
perkembangannya mandeg. Tidak mengalami kemajuan dan malahan ada yang hidup
segan mati tak mau. Semua ini karena manajemen dan daya dukung yang belum
memahami gerakan per-Credit Union-an yang sebenarnya.
Maka
kemudian pada tahun 1985 di Pontianak diadakanlah kursus dasar yang diprakarsai
oleh Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Agung Pontianak yang saat itu
dikteuai oleh Pius Alfred. Para fasilitator pun dihadirkan dari BK31, yakni H.
Woerwanto dan Theodorus Trisna Ansarli.
Kursus
dasar kali ini melahirkan CU Khatulistiwa Bhakti (KB) Pontianak. Pendirian CU
ini dijadikan sebagai Kopdit laboratorium atau tempat belajar bagi sejumlah CU
lainnya. Seiring perjalanan waktu, CU KB terus berkembang. Pelatihan-pelatihan
yang diprakarsai oleh Delsos (PSE sekarang) menumbuhkan beberapa CU lainnya di
Kalbar termasuk CU Pancur Kasih yang ditumbuhkan oleh Yayasan Karya Sosial
Pancur Kasih.
Karena
sudah berdiri lebih dari 3 CU, maka diperlukan suatu badan yang mengurusi dan
mengkoordinir CU di Kalbar. Kemudian terbentuklah Badan Koordinasi Koperasi
Kredit Daerah Kalbar (BK3D Kalbar) yang diketuai oleh AR. Mecer masa kerja 1988
– 1990. Dan pada tanggal 28 November 1988 diresmikanlah, yang didahului
dengan rapat koordinasi di Delsos Keuskupan Agung Pontianak.
Ketua
pertama BK3D ini adalah A.R Mecer setelah itu diperiode berikutnya digantikan
oleh Pius Alfred. Sempat juga pada massa ini Keuskupan Agung Pontianak tidak
mendukung, bahkan meminta kegiatan CU tidak menggunakan fasilitas Gereja.
Singkatnya,
BK3D Kalbar terbentuk sebagai wadah koordinasi CU-CU di Kalbar. Sejak saat itu
CU mulai berkembang dengan pesat di Kalimantan Barat. Banyak CU-CU yang lahir
berkat pemberdayaan dan fasilitasi yang dilakukan oleh BK3D Kalbar kala itu.
Namun,
pengembangan CU belum terencana dengan baik. Produk dan pelayanan masih
konvensional. Dana fasilitasi dan pendampingan masih sangat terbatas, belum
mandiri dan masih tergantung pada donator. BK3D Kalimantan Barat belum berhasil
mengkordinasi CU-CU yang ada sehingga CU masih berjalan sendiri.
Namun
perlahan namun pasti berkat ketekunan dan komitmen memegang prinsip yang kuat
pada tahun 1997-1999, tanda-tanda perkembangan mulai nampak. Manajemen
professional mulai ditampakan, secara internal BK3D Kalbar pun mulai mengangkat
karyawan paruh waktu untuk melaksanakan aktifitas kantor.
CU-CU
yang ada mulai terkordinasi dengan baik dan jelas. Telah dilakukan persamaan
presepsi tentang visi dan misi gerakan CU. Sejak saat itu pola ketergantungan
pada donator luar pun mulai dikurangi dan di alihkan kepada peningkatan
keswadayaan dan kemandirian.
Pada
tahun 2000-an merupakan tonggak dimulainya kebangkitan BK3D Kalbar, dimana
prinsip dan filosofi CU dijalankan dengan penuh konsisten sesuai dengan keadaan
lokal. Sehingga CU di Kalbar memiliki Kekhasan tersendiri, sehingga CU
diwilayah ini disebut juga dengan leading
factor perkembangan CU di Indonesia.
Mulai
dari situlah kemudian orang mengenal CU di Kalbar sebagai laboratorium dalam
perekonomian berbasis kerakyatan,sehingga tidak heran banyak orang dari luar dan
dalam negeri yang mempelajari dan study banding tentang konsep CU di Kalbar.
Sehingga kemudian banyak dari mereka itu yang melakukan negosiasi dan minta
difasilitasi agar BK3D Kalbar mendukung pendirian CU di wilayahnya
masing-masing.
Satu
per satu CU di luar Kalimantan berdiri dan berkembang dengan konsep CU khas
Kalimantan Barat. Dimulai dari Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan. Permintaan terus mengalir, maka berdirilah CU di Papua, NTT , Sulawesi
, Jawa Timur, Jawa Tengah,dan Jakarta, dan beberapa daerah lainnya.
Kenapa
masyarakat diluar Kalbar mau mendirikan CU di tempatnya masing-masing tidak
lain adalah karena mereka melihat ada sesuatu yang berbeda di sini. Setelah
berbagai daerah di Indonesia banyak didirikan CU yang difasilitasi oleh BK3D
dan bernaung di bawah BK3D Kalbar. Maka Pada RAT BK3D Kalimantan Barat tahun
buku 2003 pada 11 Februari 2004 di Sekadau, nama BK3D di Kalimantan Barat
diubah BK3D Kalimantan –Indonesia.
Sejak
saat perubahan nama dari BK3D Kalbar menjadi BK3D Kalimantan, CU ala Kalimantan
menjadi model baru bagi pengembangan CU di Indonesia. Karena perkembangannya
yang sangat pesat tersebut mendorong para aktivis untuk mengikuti even-even
diluar baik di tingkat Indonesia maupun level Asia. Sejak saat itu CU ala
Kalimantan mulai dikenal dunia luar.
Namun,
untuk mengembalikan prinsip dan nilai-nilai sejati Credit Union, maka melalui
lokakarya Tata Kelola Organisasi CU se -Nusantara anggota BK3DK pada tanggal
2-5 Juli 2008 yang diadakan di Hotel Merpati, Pontianak,BK3DK diubah namanya
menjadi Badan Koordinasi Credit Union Kalimantan (BKCUK) yang digunakan hingga
sekarang.
Dari
perjalanan sejarah CU di Indonesia, berikut ini adalah inisiator awalnya :
1.
Albrecht Karim Arbie, SJ
2.
Drs. Robby Tulus
3.
Ir. Ibnoe Soedjono
4.
John Collins, SJ
5.
Raden Mas Margono Djoyohadikusumo
6.
Prof. Dr. Fuad Hasan
7.
Mochtar Lubis
8.
Prof. Dr. A.M. Kadarman, SJ
9.
A.J. Sumandar
10.
John Dijkstra, SJ
11.
FX. Bambang Ismawan
12.
Frans Lubbers, OSC
13.
Nico Susilo
14.
Sumitro
15.
FX. Susanto
16.
Hubertus Woeryanto
17.
Theodorus Trisna Ansarli
18.
A.C. Lunardi
19.
Suharto Nazir
20.
Sukartono
Lahirnya
SejumlahPuskopdit Baru di Kalbar
Sampai
saat ini di Kalimantan Barat terdapat 4 (empat) Pusat Koperasi Kredit
(Puskopdit) yang membawahi beberapa CU primer, yakni : Puskopdit BKCU
Kalimantan (dulu BK3D Kalbar), Puskopdit Kapuas, Pukopdit Khatulistiwa,dan
Pukopdit Borneo. Puskopdit BKCU Kalimantan merupakan CU Sekunder
sekaligus tertua di Kalimantan dan sebagai mentor bagi perkembangan sejumlah
Puskopdit yang lainnya.
Kelahirang
sejumlah Puskopdit baru di Kalbar tidak terlepas karena lebih ingin mendekatkan
pelayanan kepada anggotanya agar lebih optimal dan efektif. Berikut ulasannya :
1.
Puskopdit BKCU Kalimantan
Seperti
sudah disinggung dalam sejarah gerakan CU di Kalbar, lahirnya Puskopdit ini
karena ingin mengkoordinir beberapa CU yang lahir di tahun 1980-an. Semula
Puskopdit BKCUK bernama Badan Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Kalbar-BK3D.
Didirikan pada tanggal 27 Nopember 1988. Pendiriannya kala itu tidak terlepas
dari makin berkembangnya CU-CU primer, seperti CU Khatulistiwa Bakti, CU
Pancur Kasih, CU Lantang Tipo, CU Banuri Harapan dan lainnya.
Karena
pengelolaannya yang konsisten dan manajamen yang mumpuni sehingga mendapat predikat
CU ala Kalimantan. Sehingga mengundang orang untuk banyak belajar. Mereka yang
datang belajar itu dari dalam maupun dari luar negeri seperti Bangladesh,
Filipina, Sabah-Malaysia, Myanmar, Timor Leste dan Thailand. Sampai saat ini
jumlah CU yang menjadi anggota BKCUK sebanyak 47 dengan 396.972
orang sebagai anggota individu (data per Mei 2013).
BKCUK
adalah satu-satunya credit union sekunder di Indonesia yang anggotanya tersebar
di seluruh Indonesia. Yakni di Kalimantan Barat, Timur, Tengah, Jawa, Sumatera,
Sulawesi, Maluku, Papua, NTT. CU-CU tersebut adalah: Khatulistiwa Bakti, Stella
Maris, Kingmi, Usaha Kita, Bonaventura, Tilung Jaya, Sabhang Utung, Pancur
Dangeri, Kusapa, Jembatan Kasih, Filosofi Petani Pancur Kasih, Manteare, Betang
Asi, Almendo, Daya Lestari, Mambuin, Sempekat Ningkah Olo, Sinar Saron, Femung
Pebaya, Mototabian, Remaung Kecubung, Kasih Sejahtera, Sumber Rejeki, Mekar
Kasih, Hati Amboina, Ndar Sesepok, Sauan Sibarung, Likku Aba, Bahtera
Sejahtera, Gerbang Kasih. Dan ditambah lagi anggota baru yang diterima sebagai
anggota BKCUK, yakni CU Muara Kasih (Pontianak) dan CUMI Pelita Kasih
(Jakarta).
2.
Puskopdit Kapuas
Cikal
bakal terbentuknya Puskopdit Kapuas berawal dari kegiatan pertemuan yang
diinisiasi oleh CU Bima bagi beberapa CU untuk membentuk Puskopdit Baru pada
tanggal 21 Agustus 2004. Dari gagasan pertemuan tersebut kemudian agar ada
lembaga yang memayungi beberapa CU primer di kawasan Timur Kalbar yang belum
tergabung dengan BK3D Kalimantan.
Karena
memang tak dipungkiri juga pertumbuhan beberapa CU primer didaerah timur Kalbar
; Sintang, Kapuas Hulu dan sekitarnya terus berkembang. Adapun beberapa
pengurus CU yang hadir dalam pertemuan tersebut yaitu utusan dari CU BIMA,
CU Sagu Entibab-Nanga Dangkan Kapuas Hulu, CU Alam Lestari Jopo Sekadau, dan
KSP Tepian Teduh- Pelimping Sintang.
Dari
pertemuan tersebut di sepakati membentuk PUSKOPDIT KAPUAS dengan anggota CU
Primer; CU BIMA, CU SAGU ENTIBAB dan CU ALAM LESTARI JOPO. Sedangkan KSP Tepian
Taduh belum menyatakan dirinya untuk bergabung, karena masih akan membenahi
Internal Organisasinya terlebih dulu.
Pada
April 2012 Puskopdit Kapuas mendapat kepercayaan dari empat CU primer lainnya
yang ingin bergabung ; CU Sumber Berkat, CU Berkat Usaha, CU
Kesejahteraan Sosial dan CU Mandiri Serawai.
Saat
ini jumlah anggota primer Puskopdit Kapuas ada 7 CU, yakni : CU Bima, CU Sagu
Entibab, CU Kesejahteraan Sosial, CU Berkat Usaha, CU Mandiri Serawai, CU
Sumber Berkat, dan CU Harapan Kita.
Sedangkan
jumlah anggota individunya 35.195 orang per per-September 2011. (Sumber;
Tabloid CUreview edisi 1/April 2012).
3.
Puskopdit Khatulistiwa
Pendirian
Pusat Koperasi Kredit Khatulistiwa (Puskhat) diawali dari pertemuan dua belas
CU primer di Pontianak-Kalimantan Barat pada 22 Juni 2009. Dari pertemuan itu
muncul gagasan untuk mendirikan Puskopdit baru.
Rencana
pun berlanjut, maka pada tanggal 17-18 Juli 2009 diadakan lokakarya rencana
pendirian Puskopdit di CU Keling Kumang, Tapang Sambas, Kec. Sekadau Hilir-Kab.
Sekadau. Adapun peserta dalam lokakarya ini berjumlah 70 orang perwakilan dari
masing-masing CU.
Hasil
dari lokakarya ini menyepakati untuk pendirian Puskopdit baru dengan melalui
votting maka kemudian disepakatilah nama puskopdit tersebut dengan nama
Puskopdit Khatulistiwa. Kantornya disepakati berada di Pontianak. Sampai kini
jumlah anggota Individu Puskopdit Khatulistiwa berjumlah lebih dari 257.865 orang
dengan anggota primer ada 9 (Sembilan) CU. (Data : Per 31/12/2012)
Adapun
anggota primer Puskopdit Khatulistiwa itu, yakni : CU Keling Kumang, CU
Semandang Jaya, CU Tri Tapang Kasih, CU Semarong, CU Banuri Harapan Kita, CU
Mura Kopa, CU Nyai Anta dan CU Pancur Solidaritas.
4.
Puskopdit Borneo
Puskopdit
Borneo didirikan pada tanggal 23 Juli 2011 oleh tiga CU, yakni CU Lantang Tipo,
CU Pancur Kasih dan CU Keluarga Kudus. Adapun kenapa Puskopdit ini didirikan
karena mengingat peran CU sekunder ini begitu penting dan mendesak
peranannya dalam menumbuhkembangkan serta memberdayakan CU primer untuk
mewujudkan kesejahteraan anggota yang memiliki cirri-ciri demokratis,
kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan.
Sampai
saat ini jumlah CU yang bernaung di bawah Puskopdit Borneo sebanyak 4 CU dengan
jumlah anggota perorangan sebanyak orang. Saat ini
berdasarkan data Pusat Informasi Credit Union (PICU) INKOPDIT jumlah anggotanya
menjadi 252.234 orang (data per 31 Desember 2012).
Sedangkan
jumlah keanggotaan CU Primer bertambah dari semula 3 (tiga) CU Primer menjadi 4
(empat) CU Primer pada tahun 2012 (tiga anggota tetap dan satu anggota binaan).
Perspektif credit union yang terus dikembangkan oleh cu diseluruh dunia
- Perspektif Keuangan , CU menjanjikan kesejahteraan dalam hal keuangan kepada anggotanya asalkan tetap setia dalam menabung untuk masa depan. Dana anggota akan terus bertambah apabila anggota saling percaya, karena dalam pelayanannya credit union mengutamakan kepuasan anggotanya
- Perspektif anggota, CU adalah kumpulan orang yang saling percaya, sehingga bila CU makin kuat dan semakin banyak orang terlibat serta percaya,maka pelayanan dapat terus ditingkatkan
- Perspektif Internal Bisnis, CU berbisnis bersama seluruh anggotanya demi mewujudkan impian bersama untuk membangun kesejahteraan dengan system perbankan, namun tetap berbasis kepada anggotanya
- Perpektif Pendidikan dan Pembelajaran yang diberikan secaa terus menerus kepada pengurus, pengawas, manajemen dan anggota menjadi sarana untuk melahirkan pribadi-pribadi kompeten untuk mengurus lembaga keuangan miliknya.
Nilai-nilai
Credit Union
- Menolong diri sendiri
- Bertanggung jawab kepada diri sendiri
- Demokrasi
- Kesetaraan
- Keadilan
- Swadaya
- Solidaritas
Prinsip-Prinsip
Credit Union
Ada
9 prinsip yang dirumuskan dan disepakati dalam Forum Credit Union yang
diselenggarakan oleh WOCCU :
- Keanggotaan yang terbuka dan sukarela, bagi semua orang yang bersedia menerima tanggung jawab keanggotannya tanpa membedakan jenis kelamin, ras, politik, maupun agama
- Dikontrol secara demokratis oleh anggota, yang mempunyai hak yang sama (satu anggota satu suara) dan berperan dalam pengambilan keputusan tanpa dipengaruhi jumlah sahamnya.
- Tidak dikriminatif, karena credit union tidak membedakan anggota dari suku, kebangsaan, jenis kelamin, agama, maupun politik
- Pelayanan kepada anggota, ditujukan untuk meningkatkan ekonom seluruh anggotanya dengan mempertahankan azas dari, oleh, dan untuk anggota.
- Distribusi kepada anggota, mendorong sikap hemat dengan cara menabung dan penyediaan pinjaman serta pelayanan lainnya. Surplus yang diperoleh dibagikan kepada seluruh anggota sebanding dengan transaksinya sebagai balas jasa saham dan balas jasa pinjaman. Balas jasa yang diberikan kepada anggota harus sebanding dengan besarnya modal saham yang dimilikinya dan partisipasinya dalam mengembangkan usaha credit union.
- Membangun stabilitas keuangan, untuk membangun kekuatan financial, termasuk pembentukan cadangan yang memadai dan internal control yang memastikan pelayanan yang berkesinambungan kepada seluruh anggota
- Pendidikan yang terus menerus bagi seluruh anggota, pengurus, pengawas dan manajemen serta masyarakat luas tentang ekonomi, social, dan demokrasi dan prinsip kerja sama dan saling membantu dalam credit union, termasuk pengelolaan keuangan, hidup hemat, dan penggunaan pinjaman secara bijaksana.
- Kerjasama antar lembaga pada tingkat local, nasional, dan internasional dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada anggota
- Tanggung Jawab Sosial dalam menjunjung pembangunan manusia dan hubungan sosialnya.
Tiga
Pilar Credit Union
1. Pendidikan, tujuannya agar anggota
dapat mengerti peran serta, hak dan kewajiban sebagai anggota credit union agar
lebih bijaksana dalam mengatur keuangan keluarga maupun keuangan usaha,
mengetahui dan memahami laporan keuangan serta perkembangan credit union. Dalam
credit union dikenal motto : dimulai dengan pendidikan, berkembang melalui
pendidikan dan dikontrol oleh pendidikan
2. Solidaritas atau kesetiakawanan, karena credit
union tidak sekedar menghimpun simpanan dan memberikan pinjaman kepada
anggotanya, namun yang paling utama adalah bagaimana setiap anggota credit
union memperhatikan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri dan
saling melayani. Hal ini secara nyata diwujudkan anggota credit union yang
menyimpan/menabung secara teratur, dan mengangsur pinjamannya secara tertib
sehingga anggota-anggota lain juga memperoleh bantuan (pinjaman) bila
membutuhkan. “Anda Sulit Saya Bantu, Saya Sulit Anda Bantu”
3. Swadaya, karena credit union
sedapat mungkin membiayai dirinya sendiri. Agar hal tersebut dapat terwujud
para anggota harus berusaha agar lembaganya semakin besar dan sehat. Caranya
adalah menabung ke credit union secara teratur dan sebanyak banyaknya serta
menghindari agar tidak menabung ke lembaga keuangan lain. Mengapa begitu?
Karena credit union adalah milik anggota sendiri, sedangkan di lembaga keuangan
lain pemiliknya adalah sebagian orang, sedangkan penabung hanya sebagai
nasabah.
Halo, semuanya, tolong, saya dengan cepat ingin menggunakan media ini untuk membagikan kesaksian saya tentang bagaimana Tuhan mengarahkan saya kepada pemberi pinjaman yang benar-benar mengubah hidup saya dari kemiskinan menjadi wanita kaya dan sekarang saya memiliki kehidupan yang sehat tanpa stres dan kesulitan keuangan,
BalasHapusSetelah berbulan-bulan mencoba mendapatkan pinjaman di internet dan saya telah ditipu dari 400 juta, saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman dari kreditor online yang sah dalam kredit dan tidak akan menambah rasa sakit saya, jadi saya memutuskan untuk meminta saran kepada teman saya tentang bagaimana cara mendapatkan pinjaman online, kami membicarakannya dan kesimpulannya adalah tentang seorang wanita bernama Mrs. Maria yang adalah CEO Maria Loan. Perusahaan
Saya mengajukan sejumlah pinjaman (900 juta) dengan suku bunga rendah 2%, sehingga pinjaman yang disetujui mudah tanpa stres dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena fakta bahwa tidak memerlukan jaminan untuk transfer. pinjaman, saya hanya diminta untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari dua jam uang pinjaman telah disetorkan ke rekening bank saya.
Saya pikir itu hanya lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya telah dikreditkan dengan jumlah 900 juta. Saya sangat senang bahwa akhirnya Tuhan menjawab doa saya dengan memerintahkan pemberi pinjaman saya dengan kredit saya yang sebenarnya, yang dapat memberikan hati saya harapan.
Terima kasih banyak kepada Ibu Maria karena telah membuat hidup saya adil, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Ibu Maria dengan baik melalui E-mail (mariaalexander818@gmail.com) ATAU Via Whatsapp (+1 651-243 -8090) untuk informasi lebih lanjut tentang cara mendapatkan pinjaman Anda,
Jadi, terima kasih banyak telah meluangkan waktu Anda untuk membaca tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar Tuhan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda. Nama saya adalah kabu layu, Anda dapat menghubungi saya untuk referensi lebih lanjut melalui email saya: (kabulayu18@gmail.com)
Terima kasih semua.
Ada informasi yang lewat, khususnya berkenaan pengembangan CU di Kalbar. CU di kalbar menjadi pesat perkembangannya karena ada sebuah gerakan yakni SEGERAK Pancur Kasih yang dimotori oleh AR. Mecer, P. Plorus, Stepanus Djuweng, John Bamba, Masiun, Matheus Pilin, Frans Laten dll, yang sekarang berubah nama menjadi Gerakan Pemberdayaan Pancur Kasih, sebuah konsorsium yang terdiri dari banyak lembaga di dalamnya yakni Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih, CU Pancur Kasih,
BalasHapusInstitut Dayakologi, Lembaga Bela Banua Talino, POR Pancur Kasih, Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Pancur Kasih, Mitra Kasih, PPSDAK Pancur Kasih, SHK Kalbar, Pentis, DSMD, Pefor, Aman Kalbar, Ruai Tv dll. Lembaga-lembaga ini yang bergerak menyebarkan dan mensosialisasikan pentingnya CU dalam memperkuat ekonomi kerakyatan pada saat itu. BK3D pada saat ini diisi oleh aktivis pancur kasih.
Mohon hal ini bisa di perbaiki, agar sejarah perkembangan CU justru tidak melupakan aktor utama dan pihak yang paling berperan yakni Pancur Kasih.