Jumat, 14 Juli 2017

Analisis Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasian


Nama : 1. Anggita Novia Rahmawati (21213023)
    2. Arsyi Diarina Cahya
Kelas : 4EB11
Tugas : Akuntansi Internasional


I. Analisis Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasian

Aset

Dalam Ribuan Dollar Amerika Serikat

Indikator
Tahun
2013
2012
Total Current Asset
1.198.904
1.262.551
Total Non Current Asset
1.406.052
1.419.491
Total Asset
2.604.956
2.682.042
                                                                                      
        Aset Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah aset konsolidasian Perseroan tercatat sebesar US$ 2.605,0 juta, turun sebesar 2,9% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$ 2.682,0 juta. Hal ini terutama disebabkan adanya penurunan pada aset lancar Perseroan sebesar 5,0% dari sebesar US$1.262,5 juta pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi sebesar US$ 1.198,9 juta pada tanggal 31 Desember 2013. Penurunan aset lancar terutama disebabkan oleh penurunan jumlah aset lancar lainnya, kas dan setara kas serta piutang usaha. Aset tidak lancar pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar US$ 1.406,1 juta, menurun sebesar 0,9% dibandingkan 31 Desember 2012 sebesar US$ 1.419,5 juta.



       Persediaan
Dalam Ribuan Dollar Amerika Serikat
Persediaan
Tahun
2012
2013
348.518
374.057

Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persediaan adalah suatu aktiva yang harus tersedia dalam perusahaan pada saat diperlukan untuk menjamin kelancaran dalam menjalankan perusahaan.
Persediaan perusahaan berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa persediaan terbesar berada di tahun 2013, sedangkan persediaan terendah terdapat di tahun ke 2012. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tingkat persediaan perusahaan ini mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini juga disebabkan karena kebutuhan perusahaan dalam hal bahan baku dan persediaan lainnya meningkat seiring dengan permintaan pasar yang juga meningkat terhadap kertas setiap tahunnya.
Liabilitas

Dalam Ribuan Dollar Amerika Serikat
Indikator
Tahun
2013
2012
Total liabilitas jangka pendek
515.493
524.443
Total liabilitas jangka panjang
1.291.198
1.383.311
Total Liabilitas
1.806.691
1.907.754

      
       Liabilitas Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah liabilitas konsolidasian Perseroan tercatat sebesar US$ 1.806,7 juta, turun sebesar 5,3% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar US$ 1.907,7 juta. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya penurunan beban masih harus dibayar, pinjaman serta wesel bayar dan obligasi. Liabilitas jangka pendek pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar US$ 515,5 juta, turun sebesar 1,7% dibandingkan 31 Desember 2012 sebesar US$ 524,4 juta. Liabilitas jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar US$ 1.291,2 juta, turun sebesar 6,7% dibandingkan 31 Desember 2012 sebesar US$ 1.383,3 juta.

Ekuitas

 Dalam Ribuan Dollar Amerika Serikat
Uraian
31 Desember
2013
2012
Modal saham
537.169
537.169
Tambahan modal disetor
30.201
30.201
Selisih transaksi dengan kepentingan non pengendali
(1.986)
(1.986)
Selisih kurs penjabaran laporan
            keuangan dalam mata uang asing
2.039
1.666
Saldo laba


           Telah ditentukan penggunaannya
5.000
4.000
           Belum ditentukan penggunaannya
225.842
203.238
Total Ekuitas
798.265
774.288
      
       Perbandingan Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 Total Ekuitas Perseroan mengalami peningkatan dari sebesar USD 774,3 juta pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi sebesar USD 798,3 juta pada tanggal 31 Desember 2013 atau naik sebesar 3,1%. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya saldo laba ditahan sejalan dengan perolehan laba neto setelah memperhitungkan pembagian dividen.

Rentabilitas
                kemampuan aset produktif perusahaan untuk menghasilkan laba bersih, yang dihitung dari laba bersih dibagi dengan jumlah aset perusahaan. Imbal Hasil Investasi Perseroan pada tahun 2012 sebesar 1,3%, sedangkan pada tahun 2013 sebesar 1,0%. Penurunan Imbal Hasil Investasi pada tahun 2013 disebabkan oleh turunnya perolehan laba bersih pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012, sedangkan jumlah aset tidak mengalami perubahan yang signifikan
Solvabilitas
       Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh liabilitasnya yang dihitung dari rasio jumlah seluruh liabilitas perusahaan, masing-masing terhadap jumlah aset dan terhadap ekuitas. Rasio seluruh liabilitas terhadap jumlah aset Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 69,4% dan 71,1%. Rasio seluruh liabilitas terhadap ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masingmasing sebesar 226,3% dan 246,4%.

II. Analisa Laporan Berdasarkan Rasio Keuangan

Liquidty Ratio

Tahun 2012
Current Ratio =  = 2,4X
Tahun 2013
Current Ratio =  = 2,32x

Current Ratio
2012
2013
2,4x
2,32x

Dari data diatas, rasio lancar perusahaan di bawah standar rata-rata industri pada umumnya. Hal ini berarti perusahaan tersebut masih memiliki tagihan yang banyak. Namun tagihan rendah berada di tahun 2012 dengan rasio lancar 2,40. Sedangkan tagihan yang tinggi berada di tahun 2013 dengan rasio lancar 2,32. Jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan mulai lambat membayar tagihan (utang usaha), pinjaman bank, dan kewajiban lainnya yang akan meningkatkan kewajiban lancar. Jika kewajiban lancar naik lebih cepat daripada aset lancar, rasio lancar akan turun, dan ini merupakan pertanda adanya masalah. Untuk perusahaan ini kemungkinan aset lancarnya dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun, sehingga besar kemungkinan aset dapat dilikuidasi mendekati nilai bukunya.
           Tahun 2012
Quick Ratio =  = 1,7x      
                Tahun 2013
                Quick Ratio =  = 1,6x
Quick Ratio
2012
2013
1,7x
1,6x


Selasa, 04 April 2017

Standar Akuntansi Keuangan (SAK)




Pengertian SAK

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan  agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984.  SAK di Indonesia menrupakan terapan dari beberapa standard akuntansi yang ada seperti, IAS,IFRS,ETAP,GAAP. Selain itu ada juga PSAK syariah dan juga SAP.
Selain untuk keseragaman laporan keuangan, Standar akuntansi juga diperlukan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor serta Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. Di Indonesia SAK yang diterapkan akan berdasarkan IFRS pada tahun 2012 mendatang.
Pada PSAK-IFRS, SAK ETAP ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK Syariah diterbitkan oleh Dewan Akuntansi Syariah sedangkan SAP oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah.
Berikut ini penjelasan dari macam-macam SAK tersebut :
  1. PSAK-IFRS
PSAK-IFRS akan diterapkan secara utuh pada tahun 2012. Saat ini masih dalam proses konvergensi. Proses ini melalui tahap adopsi pada tahun 2008-2010 kemudian tahun ini memasuki tahap persiapan akhir sebelum tahap implementasi di tahun 2012.Pada PSAK ini wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas public seperti : Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Tujuan dari PSAK ini adalah memberikan informasi yang relevan bagi user laporan keuangan.
Lalu Kenapa Indonesia mengadopsi IFRS ?
Indonesia mengadopsi IFRS karena Indonesia adalah bagian dari IFAC yang sudah pasti harus mematuhi SMO(Statement Membership Obligation) yang menjadikan IFRS sebagai accounting standard. Selain itu konvergensi IFRS adalah kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 Forum. Pada pertemuan pemimpin G20 di Wahington DC, pada 15 November 2008 didapati hasil : “Strengthening Transparency and Accountability” yang kemudian pada 2 April 2009  di London pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk : Strengthening Financial Supervision and Regulation “to call on the accounting standard setters to work urgently with supervisors and regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve a single set of highquality global accounting standards.”
MANFAAT IFRS
Manfaat dari penerapan IFRS sebagai berikut :
  1. Meningkatkan daya banding laporan keuangan
  2. Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal Internasional
  3. Menghilangkan hambatan arus modal Internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan
  4. Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis
  5. Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice
Jadi walaupun Indonesia harus menyesuaikan standard keuangan dengan IFRS namun hal ini akan mempermudah untuk pelaporan keuangan meskipun aka nada perubahan-perubahan dalam penyusunan laporan keuangan itu sendiri yang bersifat menyuluruh.
Karakter IFRS
IFRS menggunakan “Principles Base” yaitu :
  • Lebih menekankan Interpretasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut
  • Standard membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi
  • Membutuhkan professional judgement pada penerapan standard akuntansi.
IFRS juga menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri atau menggunakan jasa penilai. Selain itu IFRS mengharuskan pengungkapan(disclosure) yang lebih banyak baik kwantitatif maupun kualitatif.

2.  SAK-ETAP

SAK ETAP adalah Standard akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. ETAP yaitu Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan serta menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.
ETAP menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises. SAK-ETAP diterbitkan pada tahun 2009 dan berlaku efektif 1 Januari 2011 dan dapat diterapkan pada 1 Januari 2010. SAK ini diterapkan secara retrospektif namun jika tidak praktis dapat diterapkan secara prospektif yang berarti mengakui semua asset dan kewajiban sesuai SAK ETAP juga tidak mengakui asset dan kewajiban jika tidak diizinkan oleh SAK-ETAP, selain itu Mereklasifikasi pos-pos yang sebelumnya menggunakan PSAK lama menjadi pos-pos sesuai SAK-ETAP juga menerapkan pengukuran asset dan kewajiban yang diakui SAK ETAP.
Manfaat SAK ETAP
Dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menangah dapat untuk menyusun laporan keuangannya sendiri juga dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usahanya.
Manfaat lain dari SAK ETAP antara lain :
  1. Lebih mudah implementasinya dibandingkan PSAK-IFRS karena lebih sederhana
  2. Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan
  3. Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi sesuai dengan kondisi  di Indonesia serta dibuat lebih ringkas
  4. SAK ETAP masih memerlukan profesional judgement namun tidak sebanyak untuk PSAK-IFRS
  5. Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan dengan PSAK lama, namun ada beberapa hal yang diadopsi/modifikasi dari IFRS/IAS
SAK ETAP terdiri dari 30 Bab dan daftar istilah yang mempermudah untuk memahami SAK ini.
3.  PSAK Syariah
PSAK Syariah digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Dalam PSAK Syariah ini pengembangan dilakukan dengan model PSAK umum namun psak ini berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI.
PSAK Syariah berada dalam PSAK 100-106 yang terdiri dari :
  1. Kerangka Konseptual
  2. Penyajian Laporan Keuangan Syariah
  3. Akuntansi Murabahah
  4. Musyarakah
  5. Mudharabah
  6. Salam
  7. Istishna
4.  SAP
SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. SAP ini ditetapkan sebagai PP(Peraturan Pemerintah) yang diterapkan untuk entetitas pemerintah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (PP SAP). Penyusunan SAP melalui tahapan-tahapan seperti :
  1. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar
  2. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP
  3. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja
  4. Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja
  5.  Pembahasan Draf oleh Komite Kerja
  6. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan
  7. Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)
  8. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat Publik (Public Hearings)
  9. Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian
  10. Finalisasi Standar
Jadi SAP disusun hanya untuk instalasi kepemerintahan baik pusat maupun daerah untuk menyusun laporan keuangan dalam pemerintahan. Dan diharapkan dengan adanya SAP maka akan ada transparansi, parisipaso dan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara sehingga dapat mewujudkan pemerintahan yang baik.